Oknum penipu mencari celah baru untuk menipu korbannya. Setelah cara lawas 'transfer saja uangnya ke suami saya' dianggap tidak manjur lagi, para penipu membuat strategi baru yang lebih rapi dan tampak seperti kejadian yang alami.
Modus baru ini disebut-sebut sebagai modus salah transfer di akhir pekan. Modus baru ini diceritakan oleh salah seorang netter, Widiawati di jejaring Facebooknya, Jumat (13/11). Tulisan Widi ini pun dibaca dan dibagikan netizen puluhan ribu kali. Pasalnya modus tersebut dinilai benar-benar baru dan patut diwaspadai banyak orang.
Dalam ceritanya, Widi mengatakan bahwa pada hari Jumat (23/10), tepatnya, jam 13.00 WIB, dia mendapat telepon dari nomor HP yang mengaku bernama Bambang di Medan. Dengan suara mengiba, Bambang ini mengaku salah transfer ke rekening BCA Widi sebesar Rp 5 juta. Si penelpon ini memohon kepada Widi untuk segera mentransfer balik ke rekening BCA miliknya dengan alasan uang itu sangat penting untuk pengobatan bapaknya yang sakit keras. Sebagai tanda terima kasih, uang nominal Rp 5 juta tersebut bisa dikurangi Rp 200 ribu rupiah.
Tidak lama kemudian, Bambang mengirim SMS berisi nomor rekening BCA atas nama Bambang Mariadi. Beruntungnya, Widi tidak mau langsung mentransfer karena ia harus membuktikan kejadian tersebut lebih dahulu. Widi pun segera mengecek rekening via Internet Banking.
"Wow! Ternyata di mutasi rekening ada uang masuk sebesar 5 juta dari Bambang Mariadi. Terlihat juga di mutasi rekening tersebut uang saya bertambah 5 juta. Tentu saja saya kaget dan senang karena ada uang nyasar masuk ke rekening saya," kata Widi.
Sampai di situ sepertinya kejadian tersebut tidak memberikan kesan adanya penipuan. Tetapi setelah diteliti di internet banking rekening, melalui menu informasi rekening > informasi saldo, jumlah tabungan Widi ternyata tidak berubah alias tidak ada tambahan 5 juta.
"Hal tersebut berbeda pada menu Informasi Rekening > Mutasi Rekening yang menunjukkan saldo saya bertambah 5 juta. Saya cek juga ATM BCA, hasilnya tidak ada penambahan saldo, sama seperti di menu Informasi Saldo Internet Banking," lanjut Widi.
Beberapa kali Bambang mengirim SMS kepada Widi menanyakan apakah ia sudah mentransfer balik uang tadi. Widi pun hanya mebalas ‘nanti saya cek dulu’. Namun setelah beberapa kali kirim SMS, orang yang mengaku bernama Bambang ini mengirim pesan lagi dengan no HP yang berbeda. Widi pun mulai curiga, modus salah transfer ini adalah penipuan dan ia berniat melapor ke kantor BCA namun tidak bisa karena besoknya hari Sabtu di mana bank libur.
Akhirnya Widi bersabar menunggu hingga tiba hari Senin. Widi mendatangani kantor bank miliknya dan di komputer Customer Service pegawai bank, memang terlihat ada uang masuk Rp 5 juta ke rekening Widi namun diblokir oleh Bambang Mariadi sendiri.
Anehnya, pihak bank menyatakan hal tersebut hal wajar dan bukan penipuan, karena Bambang Mariadi telah memenuhi ketentuan pemblokiran transfer. Parahnya lagi, pihak bank meminta Widi untuk mengembalikan uang Rp 5 juta tersebut dengan alasan kemanusiaan alias kasihan.
"Enak aja! kata saya dalam hati karena tidak ada penambahan uang 5 juta di ATM. Bisa-bisa saya malah amblas 5 juta," ungkap Widi dalam hati sebagaimana postingannya di Facebook.
Dari pengalaman tersebut, Widi menemukan adanya beberapa keganjilan dan kecurigaan. Sistem pemblokiran membuat angka total saldo di menu mutasi rekening dan informasi saldo tidak sama. Dan sejak ada pemblokiran transfer, ada pesan ‘gangguan sistem dan dimohon tunggu beberapa saat’ di internet banking bank tempat Widi menabung.
Widi menduga, pihak salah transfer menjalankan aksinya pada hari Jumat, supaya tidak bisa cek ke bank esok harinya karena libur. Selain itu, pihak salah transfer juga menyiapkan alasan yang menyentuh hati seperti mengobati orangtua.
"Bisa saja saya berpikir positif, bahwa memang orang tersebut salah kirim. Namun kemungkinannya sangat kecil karena nama tujuan sangat berbeda. Dan untuk bisa transfer selalu ada konfirmasi berlapis untuk proteksi," imbuh Widi.
Kesimpulannya, menurut Widi, pelaku memang mentransfer Rp 5 juta ke rekening miliknya, namun segera diblokir saat itu juga sebelum kantor bank tempat ia mentransfer tutup. Widi menduga pelaku telah menyiapkan persyaratan pemblokiran agar uang bisa kembali utuh. Dengan bermodal pulsa telepon dan sms, jika berhasil pelaku bisa menerima transfer 5 juta dari korbannya.
"Namun jika saya transfer akan sulit memblokirnya karena waktu sudah lewat jam kerja dan bank sudah tutup," pungkas Widi. lagi-lagi, Widi berharap masyarakat belajar dari kejadian tersebut sehingga tidak tertipu.