loading...

Anak Anda Nakal dan Susah Diatur? Begini Cara Merubahnya!



Apakah Anda punya anak yang nakal dan susah diatur? Menjengkelkan memang. Terlebih lagi jika anak susah untuk diajak beribadah ataupun melakukan akhlak yang baik.

Setiap anak terlahir dengan membawa karakternya masing-masing yang dipengaruhi oleh faktor keturunan. Namun karakter tersebut bisa dipengaruhi pula oleh lingkungan, hingga anak yang nakal pun bisa dibimbing untuk berbuat baik.

Berikut ini kami ulas tips menyiasati anak yang nakal dan susah diatur yang mudah-mudahan bisa membantu setiap orang tua di rumah.

1. Menyalurkan Sasaran Kenakalan Pada Sesuatu Yang Baik

“Jika diberitakan kepadamu bahwa sebuah gunung telah berubah tempatnya, maka bolehlah kita membenarkannya pernyataan tersebut. Tetapi jika kamu mendengar bahwa perangai manusia itu berubah, janganlah kamu mempercayainya.” Ada lagi sebuah ungkapan ‘Biar anak mati tapi jangan mati adat’.

Ungkapan tersebut seakan-akan menunjukkan bahwa sifat manusia mustahil berubah. Namun bagaimana dengan firman Allah Ta’ala:

“.....Maka Allah mengganti kejahatan mereka dengan kebaikan. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha penyayang”. (QS. Al Furqon: 70)

Memang sifat manusia itu sulit diubah, saking sulitnya hingga terlihat mustahil. Maka mensiasatinya yakni dengan mengubah sasaran atau tujuannya kepada sesuatu. Misalnya seseorang yang bersifat kasar, maka kekasarannya tidak dapat dihilangkan dengan mudah, namun kalau dahulu kekasarannya melahirkan kedzaliman, kekejaman dan sebagainya, maka kini kekasarannya dimanfaatkan untuk mengatasi orang-orang yang mendurhakai Allah agar kembali ke jalan yang lurus.

Sebagaimana Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘Anhu yang semula menentang Islam dengan keras dan secara terang-terangan, tetapi setelah beriman dan dengan bimbingan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, beliau menentang dengan keras orang-orang kafir dan pendurhaka.

2. Jika Anak Mengulangi Kesalahan Jangan Ragu Berikan Pukulan Mendidik

Jika anak mengulangi kesalahannya lagi dan lagi, padahal kita telah menasihatinya dengan kata-kata yang baik, maka jangan ragu untuk memberikan pukulan mendidik. Dalam sebuah hadist yang panjang yang diterima dari Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah berwasiat kepada saya dengan 10 perkara, sabda beliau;".......9)Janganlah tinggalkan tongkatmu dalam mendidik mereka (keluargamu). 10) Jadikanlah mereka orang yang takut kepada Allah”. (HR. Ahmad dan Thabrani)

Yang dimaksud dengan ‘jangan tinggalkan tongkatmu dalam mendidik mereka’ adalah jangan sampai kita tidak mempedulikan mereka yakni seorang ayah tidak memukul anaknya yang melakukan kesalahan. Padahal dalam menegakkan syariat, kadang-kadang mereka perlu dipukul karena tanpa pukulan maka peringatan tidak diperhatikan.

Namun pukulan tersebut hendaknya dilakukan bukan dengan dorongan hawa nafsu. Akan tetapi pukulan mendidik yang tidak meninggalkan bekas pada tubuh anak atau istri. Jangan sampai pukulan yang niat awalnya untuk mendidik justru membuat cedera dan membahayakan kesehatan keluarga. Biasanya bagian tubuh yang aman untuk dikenai pukulan adalah bagian kaki.

Di zaman sekarang, karena kecintaan yang berlebihan, banyak orang tua yang tidak memperingatkan anaknya jika melakukan kesalahan. Ketika anak-anaknya telah terbiasa dengan kebiasaan-kebiasaan buruk, barulah mereka menangis cemas.

Hal ini disebabkan karena salah memahami bahwa memberikan pukulan ketika anak melakukan kesalahan adalah bertentangan dengan kasih sayang. Maka mereka biarkan saja ketika anaknya berbuat salah dengan alasan bahwa mereka menyayanginya. Padahal yang seperti itu, bukanlah kasih sayang tetapi permusuhan yang besar.

Orang bijak manakah yang membenarkan bila seseorang berkata bahwa penyakit bisul kecil yang diderita anaknya yang semakin hari kian membesar, tidak perlu dioperasi dengan alasan kasihan melihat mereka menangis. Walaupun ratusan ribu anak akan berlari menangis karena sakit maka operasi itu harus dilakukan pula. Seberapa pun perihnya, serbuk obat itu harus di bubuhkan pula pada luka anaknya.

Banyak hadist Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang menyuruh kita agar memerintahkan shalat pada anak-anak dan memukul mereka jika meninggalkannya pada usia sepuluh tahun. Ibnu Mas’ud berkata: ”Awasilah shalat anak-anak kalian dan biasakanlah ia dengan perbuatan-perbuatan yang baik”.

Luqman Al Hakim berkata: “Pukulan seorang ayah kepada anaknya ibarat air yang menyirami kebun”. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pun bersabda: “Peringatan seorang ayah terhadap anaknya adalah lebih baik daripada sedekah sebanyak satu sha (3,5 kg)”. Sebuah hadist lain mengatakan bahwa Allah Subahanahu Wa Ta’ala merahmati seseorang yang menyimpan tongkat (rotan) untuk memperingatkan keluarganya.

Demikian cara merubah anak yang nakal dan susah diatur. Semoga bisa dilaksanakan dengan penuh kesadaran bahwa anak adalah amanat yang harus kita jaga dan arahkan.

Wallahu A’lam

Sumber : kabarmakkah.com