SAUDARAKU,
Hidup di dunia ini kita sangat membutuhkan orang lain. Maka, jangan pernah kita selalu mengedepankan nafsu ketika bersama orang-orang terdekat. Terutama kepada orang tua, keluarga, sahabat, teman dan orang-orang yang begitu berarti bagi hidup kita.
Saudaraku,
Dalam suatu hubungan pasti tak selamanya berjalan dengan baik. Adakalanya kita diuji melalui suatu masalah, yang biasanya akan menimbulkan perpecahan bahkan permusuhan. Hal ini dapat membuat kedua belah pihak saling memiliki rasa benci. Dan alangkah indahnya jika ada orang yang berbuat salah, namun ia mengakui kesalahannya dengan meminta maaf.
Nah, orang yang memang dipenuhi hawa nafsu, pasti tidak akan menerima pintaan maaf dari orang yang mengakui kesalahannya. Ia cenderung egois dengan memikirkan luka di hatinya saja. Hal inilah yang tidak baik untuk kita lakukan. Sebab, memaafkan merupakan hal terpuji, yang bisa membuat jalinan kasih sayang di antara satu dengan yang lain erat kembali.
Sudaraku,
Ingatlah, ungkapan Muhammad bin Abdullah RA, “Bila teman meminta udzur atau kesalahan yang diakuinya saudaranya maka jagalah kemuliaannya, maafkanlah dia, karena sesungguhnya memaafkan adalah sifat orang merdeka,” (Hal. 137).
Maka, jelaslah bahwasanya jika ingin hidup bebas dari masalah, maka bertemanlah dengan baik. Termasuk ketika ada masalah, dan itu membuat hati kita terluka, maka ketika orang yang melukai hati kita itu meminta maaf, maafkanlah. Sebab, itu lebih baik daripada kita terus mementingkan rasa sakit, tanpa memikirkan indahnya merasakan kebahagiaan jika menjalin kembali kasih sayang.
Sumber : islampos.com