loading...

Kelakuan ormas-ormas berseragam loreng bak TNI bikin resah warga



Bukan sekali dua kali organisasi kemasyarakatan yang tampil bak TNI membuat resah warga. Terakhir, Anggota Komando Distrik Militer 0607/Sukabumi, Jawa Barat, menggerebek markas organisasi kemasyarakatan (Ormas) Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia (PKRI) di Kampung Ciheulangtonggoh yang dijadikan tempat latihan ala militer.

Warga setempat awalnya mengira mereka anggota TNI sungguhan karena seragam yang dikenakan sangat mirip dengan TNI. Sikap mereka yang petantang-petenteng meresahkan warga. Belakangan masyarakat melaporkan pada aparat setelah tahu itu hanya ormas bukan tentara sungguhan.

Aksi ini dipimpin seorang Letnan Kolonel. Ternyata itu juga bukan asli, tapi letnan kolonel gadungan.

Penelusuran merdeka.com, kasus seperti ini cukup sering terjadi. Biasanya anggota ormas ini memalak warga atau pengusaha.

Hal ini terjadi di Kabupaten Penajam Paser Utara. Tiga orang yang berseragam bak TNI memeras sopir truk pengangkut kayu. Jika sopir tak bisa menunjukkan dokumen lengkap, mereka dimintai uang mulai ratusan ribu hingga jutaan rupiah.

Tak cuma itu, anggota ormas ini juga memaksa warga untuk memilih salah satu calon dalam Pemilu 2014 lalu. Banyak yang menyangka mereka TNI sungguhan.

"Tindakan mereka itu jelas juga merugikan TNI, karena berkali-kali pimpinan TNI mengatakan bahwa dalam pemilu nanti akan bersikap netral. Dengan tindakan mereka mengkampanyekan salah satu capres dan parpol, jelas masyarakat menilai bahwa TNI tidak netral," ungkap Komandan Koramil Penajam, Kapten Inf Laety.

Sementara itu tahun 2015, Aparat Komando Distrik Militer (Kodim) 1604 Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengamankan 27 orang pemuda yang tergabung dalam organisasi Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia (PKRI). Mereka menggunakan atribut militer yang mirip TNI AD. 

Para anggota PKRI berkeliaran dengan seragam loreng dan membawa pisau sangkur. Hal ini cukup meresahkan warga.

Ironisnya lagi, ternyata menjadi anggota Ormas ini harus bayar Rp 5 juta. Mereka juga dijanjikan mendapat gaji. Tapi gaji yang diharapkan tak kunjung dibayar.

Di Kota Tarakan, aparat menangkap seorang pria yang memasang pangkat 'mayor jenderal'. Ternyata dia bukan mayor jenderal sungguhan, tapi jenderal Ormas Bela Negara. Dia juga bersikeras pakaiannya sudah sesuai dengan ketentuan dalam organisasinya.

Sumber : merdeka.com