Kehidupan balita dan gadget di zaman sekarang sudah sulit dipisahkan. Tetapi sebagai orangtua, hal yang bisa dilakukan adalah menerapkan batas waktu bermain gawai (screen time).
Asosiasi Dokter Anak Amerika Serikat atau American Academy of Pedriatics (AAP) menyarankan penggunaan layar elektronik (termasuk komputer, televisi, smartphone) pada anak usia 0 – 2 tahun adalah tidak baik. Sayangnya, orangtua di zaman sekarang lebih senang mengandalkan gadget sebagai alat "sogok" supaya si kecil tidak rewel.
Psikolog Keluarga dan Anak, Astrid WEN mengatakan, saat ini ibu-ibu justru merasa bangga jika anaknya bisa menguasai gadget di umur yang masih sangat kecil.
"Ibu-ibu suka berkompetisi dan dijadikan status sosial. Kesannya wah, sudah memajukan anak menjadi lebih pintar. Padahal itu hanya mitos," ujar Astrid saat ditemui Okezone di sebuah acara di Jakarta beberapa waktu lalu.
Wanita lulusan Magister Profesi Psikologi Klinis Anak Universitas Indonesia ini menjelaskan, anak-anak di usia sekira 2 tahun sebenarnya membutuhkan pengalaman yang nyata untuk berkembang. Bukan pengalaman tak nyata yang ditawarkan oleh gadget.
Anda bisa mengajak anak bermain dengan permainan sederhana yang nyata. Misalnya sekadar mengumpulkan sticker dari karakter kartun favorit anak-anak. Karena hal ini akan membuat si kecil aktif secara nyata dan belajar berinteraksi dengan orang lain serta lingkungan sekitar.
"Anak 2 tahun butuh pengalaman real. Misalnya mencari sticker kereta Thomas lalu ajak menempelkannya di satu tempat," pungkasnya.