Kamu boleh saja bekerja tak kenal batas, namun ketika orang-orang tersayang telah pergi, tak ada yang akan rasakan selain penyesalan!
Jika kamu coba pikirkan kembali apa tujuanmu pekerjaan, tentu kebahagiaanmu dan keluarga ada dalam daftar tersebut. Namun bagaimana jika ternyata hal yang kamu dapatkan malah berbanding terbalik. Di indonesia sendiri ada pasal 77 – 85 Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang telah mengatur jam kerja. Dimana jika kamu yang bekerja dalam 5 hari dalam seminggu hanya butuh bekerja selama 8 jam untuk setiap harinya. Setelahnya kamu bisa pulang dan bertemu dengan keluarga dirumah.
Namun sebagian besar pekerja masih ada yang bekerja lebih dari 8 jam sehari. Dengan alasan yang juga beragam sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Memang benar ini adalah hak dari masing-masing orang namun hal ini menjadi hal yang harus kita pertanyakan pada diri sendiri. Seperti yang dikutip dari gobagi.com, Apakah manfaat dari bekerja sepanjang waktu yang kita lakukan adalah benar?
Kamu memang bekerja keras demi kenyamanan hidupmu dan keluarga, namun seiring dengan itu kamu juga makin jauh dengan mereka yang kamu sayangi
Tidak perlu diragukan lagi, kebiasaanmu yang bekerja saban hari hingga larut malam tentu menambah gemuk pundi-pundimu. Hal ini jelas memberikanmu kesenangan tersendiri atas pencapaian tersebut. Kamu memang mampu mengerahkan semua fokus pikiran dan waktu yang kamu punya untuk bekerja sepenuh hati, namun kamu lupa bahwa selain bekerja ada hal lain yang seharusnya kamu lakukan.
Bekerja yang tadinya kamu anggap sebagai bentuk sayang kepada orangtua dan keluarga, justru malah menjadikanmu kian jauh jauh dari mereka. Bersamaan dengan hal tersebut kelak kamu akan menyadari bahwa ternyata telah banyak waktu yang terlewatkan, tanpa hal-hal yang sejatinya bisa lebih bernilai dari sekedar lembur kerja.
Rutinitas pekerjaan yang tak kenal libur mengakibatkan hubunganmu dengan keluarga tak lagi seintim dulu
Membagi waktu untuk bekerja dan keluarga memang bukan perkara mudah, lalu bagaimana jika ternyata malah didominasi oleh salah satunya. Ini tentu akan menjadi pilihan yang sulit, biar bagaimanapun keluarga tetap jadi yang nomor satu. Tapi apa jadinya jika ternyata pekerjaan malah jadi terbengkalai.
Pemahamanmu akan dua hal ini akan menjadi salah jika ternyata kamu malah lebih mementingkan materi diatas segala hal. Sehingga seiring dengan waktu yang berjalan hal ini, akan menjadi jurang pemisah yang menjauhkanmu dari keluarga. Sebab bukan hanya meteri yang mereka butuhkan, kasih sayang darimu juga menjadi hal yang tak bisa diabaikan Tanpa hal ini, hidup akan sulit untuk menjadi bahagia.
Dan atas nama pekerjaan pula hubungan cintamu dengan pasangan jadi kian hambar
Sama halnya dengan hubungan pada keluarga, hal tersebut juga bisa berimbas pada hubungan percintaanmu. Menghabiskan separuh waktu untuk bekerja kadang membuat kamu hanya berkutat akan dirimu sendiri saja. Meski hubunganmu dengan pasangan didasari oleh rasa saling mencintai yang kuat, semua bisa saja perlahan hilang dan terasa semakin biasa jika kamu masih menjadikan pekerjaan diatas segalanya. Bahkan kamu bisa saja kehilangan pasanganmu.
idak ada orang yang terus sanggup bertahan bila terus menerus diabaikan. Dia yang kamu cintai bisa saja pergi karena kecewa pada sikapmu yang lebih mementingkan pekerjaan daripada dirinya. Hingga pada akhirnya kamu baru akan menyadari bahwa hidup sendiri bukanlah sesuatu yang indah. Meski kamu sudah memiliki pekerjaan yang bagus dengan penghasilan mapan sekalipun. Semuanya hanya akan sia-sia jika nyatanya kamu tidak memiliki seseorang yang kamu cintai dan juga mencintaimu dengan sepenuh hati.
Gelimang materi membuatmu hilang kendali. Tujuan hidup pun semakin tak jelas
Coba ingat kembali hal lain yang tadinya jadi tujuan hidupmu, jelas bekerja bukan satu-satunya. Idealnya kamu juga harus memiliki kehidupan lain diluar pekerjaan, mengembangkan kemampuan diri, berbagi dengan sesama hingga menekuni hobi. Bekerja memang jadi tanggung jawab yang harus kamu jalankan sebaik mungkin.
Namun bukan berarti merusak hal lain yang juga tadinya ingin kamu lakukan. Tempatkan waktu bekerja sesuai dengan ketentuan yang memang sewajarnya. Bukan berdasarkan kebutuhan dari perusahaan, karena tidak akan ada habisnya. Meski kamu sudah bekerja melebihi batas jam kerja sekalipun. Jangan sampai kegilaanmu untuk bekerja membuat kamu hilang kendali atas diri sendiri dan melupakan mimpi-mimpi lain yang menjadi tujuan hidupmu.
Perkara pekerjaan yang tak mengenal batas membuatmu mulai terbiasa mengabaikan kesehatanmu sendiri
Terus terjebak dalam rutinitas pekerjaan yang tak kenal waktu bisa merusak pola makan, jam tidur hingga kamu pun tidak pernah lagi berolahraga. Hal ini akan berefek buruk untuk dirimu sendiri ketika tubuh sudah merasa cukup lelah untuk menahan semuanya. Jatuh sakit mungkin adalah resiko yang mau tidak mau akan kamu rasakan.
Meski apa yang kamu dapatkan bisa menggantikan semua biaya yang harus kamu keluarkan, hal ini tetap tak akan menjadi sebanding jika kamu tak bisa megatur semuanya dengan baik. Membuat manajemen waktu untuk bekerja dan beristirahat dengan seimbang akan jauh lebih baik. Daripada harus merasakan sakit yang sebenarnya bisa kamu hindari. Hanya saja selama ini kamu tidak menaruh perhatian pada hal tersebut.
Kamu boleh saja bekerja tak kenal batas, namun ketika orang-orang tersayang telah pergi, tak ada yang akan rasakan selain penyesalan!
Pro dan kontra dalam hal mengutamakan pekerjaan atau keluarga memang menjadi hakmu sepenuhnya. Bagaimana kamu memilih satu hal dari kedua pilihan tersebut dan bisa menerima semua resiko yang akan timbul. Akan tetapi pilihan yang salah akan membuat kamu menyesal sepanjang hayat. Sebagian besar orang yang kita kasihi perlahan pergi dikarenakan rasa kecewanya terhadapmu. Pekerjaan membuat kamu lupa akan pentingnya mereka dalam hidupmu.
Bekerja dengan giat yang seharusnya memberikan kamu banyak manfaat. Namun menjadi kurang bijak bila kamu jadi mengabaikan orang-orang yang tersayang. Akan lebih baik bila kamu bisa menjalankan keduanya dengan seimbang, tanpa mengorbankan salah satu kepentingan. Cobalah untuk menanyakan hal-hal ini pada dirimu sendiri. Jika ternyata ini adalah benar cobalah untuk memperbaikinya, daripada harus menyesal di kemudian hari. Jangan sampai hanya karena persepsi yang salah dalam menyikapi kedua hal tersebut, kamu jadi didera penyesalan seumur hidup.