loading...

Kėsal Karėna Sėring Dilirik dan Digoda Orang, Pria Ini Nėkat Cėraikan Istrinya Yang Cantik Binti Sėmlohai


Kėsal Karėna Sėring Dilirik dan Digoda Orang, Pria Ini Nėkat Cėraikan Istrinya Yang Cantik Binti Sėmlohai

CĖMBURU itu pėrlu, tapi jangan bėrlėbihan. Sungkowo, 35, dari Surabaya ini contohnya. Karėna tėrlalu cėmburu gara-gara bininya suka dilirik orang, rumahtangga jadi sėring cėkcok. Karėna istrinya, Indri, 30, sėmpat purik tinggalkan rumah, akhirnya Sungkowo mėmilih bėrcėrai saja. Bini cantik makan hati, katanya.

Lėlaki cap apapun sėlalu mėndambakan bėristri wanita yang cantik dan sėmlohai sėpėrti pėmain bintang sinėtron sėjuta ėpisodė. Padahal kėtika cita-cita itu kėsampaian, tak sėmuanya bėrujung bahagia.


Jika tak bisa mėngėndalikan ėmosi dan cėmburu, bėrbini cantik justru sėlalu makan hati. Apakah kalau bėgitu lėbih baik kawin saja sama Limbuk atau Cangik?

Sungkowo sėbėtulnya tėrmasuk lėlaki mujur. Wajah pas-pasan, cėndėrung standar bėlum pakai vėlg racing, tapi bėrhasil mėmiliki istri yang sėcantik bidadari yang baru blusukan kė bumi.

Tėman-tėmannya pun suka bingung apa rėsėpnya bisa bėrbini istimėwa itu. Jawab Sungkowo sėpėlė saja, “Yang pėnting kamu santun, sėiman dan okėh ngocėh!”

Tapi apakah karėna bini cantik itu mėnjadikan Sungkowo bahagia lahir batin? Tėrnyata tidak. Dari kėpuasan lahir mėmang tėrpėnuhi, karėna ibarat makan sėlalu dapat nasi putih mėnul-mėnul yang tėrsaji di piring kėmbang. Maka tak mėnghėrankan, baru 5 tahun mėnikah anak sudah tiga, maklum produksi pėrusahaan digėbėr tėrus!


Tapi batin Sungkowo sangat mėndėrita. Pasalnya, sėtiap ngajak bini jalan-jalan kėluar rumah, di jalan istrinya sėlalu dilirak-lirik lėlaki. Rasanya dia ingin nyulėg mata lėlaki yang mata kėranjang itu. Tapi apa alasannya? Wong dia mėlirik sampai jėrėng pun juga pakai mata sėndiri, bukan pinjam punya orang.

Yang suka bikin Sungkowo tambah sėbėl, Indri istrinya tėrlalu ramah sama orang. Gampang sėnyum, tėrtawa, pokoknya sėlalu cėria di dėpan publik. Sungkowo sėring mėngingatkan, jangan tėrlalu mėmbėri hati pada lėlaki.

Tapi alasan istrinya, itulah bagian dari kiat pėrgaulan dan bėrmasyarakat. “Pėrgaulan, pėrgaulan…., lama-lama kamu digauli baru rasa!” kata Sungkowo kėsal sėkali.

Puncak kėcėmburuan itu tėrjadi sėbulan lalu, kėtika tėman SMA Indri main kė rumah dan kėmudian pada sėlfi. Habis itu kok lain hari sėring kontak-kontakan. Sungkowo mėngingatkan bahayanya intėrvėnsi pėrusahaan asing, tapi ujung-ujungnya malah ribut. “Kalau bėgini mėndingan kita cėrai sajalah.” Kata istri kėsal.

Habis itu Indri bėnar-bėnar purik, kėmbali kė rumah orangtuanya. Itu bukan hanya sėhari dua hari, tapi bėrminggu-minggu. Tėntu saja sėbagai suami Sungkowo jadi kėlimpungan, karėna ibarat Vėspa lama tak “ngėtap oliė”.

Pėrnah disusul kė rumah mėrtua di Bėnowo, tapi Indri tėtap tak mau pulang. Yakin bahwa istri sudah tak mau diajak gabung kėmbali, akhirnya dia mėnggugat cėrai kė Pėngadilan Agama Surabaya. Dia sudah mėrėlakan bila Indri nanti dipėrsunting lėlaki lain.