Bantulah Share - Cemburu terhadap pasangan adalah bagian dari rasa cinta. Dalam rumah tangga, cemburu merupakan salah satu kebaikan jika ditempatkan pada tataran yang benar. Misalnya, suami cemburu kepada istri yang berpakaian agak terbuka di hadapan laki-laki lain. Rasulullah Saw. mengecam suami yang hatinya tidak memiliki rasa cemburu kepada istrinya dan membiarkan melakukan kemungkaran, sebagai laki-laki yang berakhlak buruk, dengan sebutan dayyuts.
Dalam hadist yang diriwayatkan Thabrani, Hakim, Ahmad, dan Baihaqi dikatakan, ada tiga golongan yang tidak akan masuk surga, yaitu peminum khamar, pendurhaka orangtua, dan dayyuts. Kemudian, Rasulullah menjelaskan tentang dayyuts, yaitu orang (suami) yang membiarkan keluarganya dalam kekejian atau kerusakan, dan keharaman.
Dalam kehidupan rumah tangga Rasulullah Saw., istri-istri beliau tidak lepas dari rasa cemburu. rasulullah Saw. sering menyebut Khadijah r.a., istri pertama beliau dihadapan Aisyah r.a. Tentu saja Aisyah cemburu. Hafshah bin Umar r.a., istri Rasulullah yang lain, pernah cemburu kepada Shafiyyah bin Huyay r.a. yang cantik hingga mengatakan kepadanya, "Putri Yahudi." Shafiyyah pun menangis. Ketika itu, Rasulullah Saw. menemuinya, lalu bertanya, "Apakah gerangan yang menyebabkanmu menangis?" Shafiyyah menjawab, "Hafshah mengatakan bahwa aku putri Yahudi." Rasulullah Saw. bersabda, "Sungguh, kamu adalah putri seorang nabi, dan sekarang kamu berada dalam lindungan seorang nabi. Dengan apalagi dia akan membanggakan diri kepadamu." Selanjutnya, beliau bersabda, "Bertawakalah kepada Allah, wahai Hafshah" (HR Tirmidzi).
Bagi seorang istri, cemburu juga bagian ekspresi cinta. Namun, kecemburuan tersebut perlu dikelola dengan arif, bukan sekadar cemburu buta yang dapat berakibat konflik dalam rumah tangga. Cemburu yang tepat dalam bingkai syar'i pada akhirnya akan menciptakan kontrol kuat dalam menanggulangi keburukan rumah tangga.
Sumber : 195 Pesan Cinta Rasulullah Oleh Abdillah F.Hasan
Dalam hadist yang diriwayatkan Thabrani, Hakim, Ahmad, dan Baihaqi dikatakan, ada tiga golongan yang tidak akan masuk surga, yaitu peminum khamar, pendurhaka orangtua, dan dayyuts. Kemudian, Rasulullah menjelaskan tentang dayyuts, yaitu orang (suami) yang membiarkan keluarganya dalam kekejian atau kerusakan, dan keharaman.
Dalam kehidupan rumah tangga Rasulullah Saw., istri-istri beliau tidak lepas dari rasa cemburu. rasulullah Saw. sering menyebut Khadijah r.a., istri pertama beliau dihadapan Aisyah r.a. Tentu saja Aisyah cemburu. Hafshah bin Umar r.a., istri Rasulullah yang lain, pernah cemburu kepada Shafiyyah bin Huyay r.a. yang cantik hingga mengatakan kepadanya, "Putri Yahudi." Shafiyyah pun menangis. Ketika itu, Rasulullah Saw. menemuinya, lalu bertanya, "Apakah gerangan yang menyebabkanmu menangis?" Shafiyyah menjawab, "Hafshah mengatakan bahwa aku putri Yahudi." Rasulullah Saw. bersabda, "Sungguh, kamu adalah putri seorang nabi, dan sekarang kamu berada dalam lindungan seorang nabi. Dengan apalagi dia akan membanggakan diri kepadamu." Selanjutnya, beliau bersabda, "Bertawakalah kepada Allah, wahai Hafshah" (HR Tirmidzi).
Bagi seorang istri, cemburu juga bagian ekspresi cinta. Namun, kecemburuan tersebut perlu dikelola dengan arif, bukan sekadar cemburu buta yang dapat berakibat konflik dalam rumah tangga. Cemburu yang tepat dalam bingkai syar'i pada akhirnya akan menciptakan kontrol kuat dalam menanggulangi keburukan rumah tangga.
Sumber : 195 Pesan Cinta Rasulullah Oleh Abdillah F.Hasan