Seorang warga Kecamatan Taman, Kota Madiun sebut saja Tuan K tergolong aneh.
Ini menyusul, pria yang meninggal, Sabtu (01/11/2014) ini tidak ada seorang tetangga dan kerabat yang melayatnya baik sebelum maupun paska dimakamkan.
Diduga, ini dipicu semasa hidupnya, K tidak pernah berinteraksi dengan para tetangga di kanan dan kiri rumahnya.
Padahal, biasanya berdasarkan tradisi jawa, saat ada warga yang meninggal, para tetangga dan kerabat dekat, berkumpul datang bertakziyah (melayat) untuk memberikan penghormatan terakhir.
Kondisi ini, berbeda dengan kematian almarhum, K.
Sejak dikabarkan meninggal hingga paska-pemakaman tak seorang pun tetangganya melayat.
Bahkan perlakuan terhadap almarhum K ini, juga diikuti Modin (petugas kelurahan yang biasa merawat jenazah).
Karena Modin kelurahan asal K berdomisili menolak merawat serta memimpin doa untuk jenazah K, kemudin pihak keluarga ngebon (minta bantuan) kepada Modin Kelurahan Josenan, Kecamatan Taman, KotaMadiun Yuwono (54) untuk memberi doa sebelum jenazah diberangkat dan seusai jenazah dimakamkan.
Yuwono mengakui dan tak menampik kejadian yang tak wajar itu.
Pria yang akrab dipanggil Mbah Modin ini mengaku diminta bantuan untuk memberikan doa kepada almarhum K sebelum dan sesudah jenazah dimakamkan.
Selain itu, Yuwono mengakui tak seorang pun tetangga K, yang datang melayat.
Itu terjadi saat jenazah sebelum dimakamkan maupun paska jenazah dimakamkan.
"Saya sendiri heran. Baru kali ini saya melihat kejadian seperti itu. Ada orang meninggal, tak seorang pun tetangga melayat. Padahal kursi sudah disiapkan. Jadi kursinya kosong semua sejak jenazah sebelum hingga sesudah diberangkatkan," terangnya kepada Surya, Minggu (02/11).
Lebih jauh, Yuwono menguraikan berdasarkan informasi yang didapat dari para tetangga almarhum K, semasa hidupnya almarhum K hidupnya dianggap warga tidak lazim yakni tidak seperti warga lainnya pada umumnya orang yang tinggal di lingkungan masyarakat selalu bergaul.
Bahkan dinilai tidak pernah berinteraksi dengan para tetangganya.
"Informasinya seperti itu. Katanya tidak pernah berinteraksi sama tetangga. Benar tidaknya saya juga tak tahu. Yang jelas tetangganya mengatakan jika almarhum dudu lumrahe uwong (tidak seperti masyarakat pada umumnya) saat masih hidup," ungkapnya.
Sementara itu, kata Yuwono lantaran tidak ada tetangga yang melayat, saat jenazah bakal diberangkat ke pemakaman hingga mengangkat jenazah almarhum K menuju mobil ambulan yang menanganinya sopir ambulan dan kenek ambulan.
Begitu pula saat jenazah akan dimasukkan ke liang lahat, yang berperan juga sopir dan kenek ambulan serta tukang gali kubur bayaran.
"Sampai pemakaman, sopir dan kenek ambulan sama tukang kubur yang memakamkan. Pokoknya selama saya menjadi Modin belasan tahun atau selama hidup saya, baru kali ini saya melihat kejadian seperti itu," pungkasnya sambil keheranan.