Bantulah Share - Pengalaman masa lalu bersama mantan meninggalkan banyak kenangan yang sangat membekas di hati. Ada yang berupa kenangan manis ada pula yang pahit. Namun, selang beberapa waktu, kenangan yang pahitpun akan berubah menjadi kenangan yang layak untuk ditertawakan.
Ada beberapa orang diantara kita yang ingin sekali mengubur semua kenangan masa lalu. Baik yang manis apalagi yang pahit. Karena, mengingat masa lalu tak banyak memberikan pengaruh pada saat ini. Orang seperti ini berprinsip let’s gone be by gone; yang lalu biarlah berlalu.
Namun, ada pula sebagian orang yang sangat hoby menceritakan kenangan masa lalu. Bahkan tanpa diminta sekalipun. Mulutnya seperti ember yang selalu terbuka kemana-mana. Setiap detail masa lalu diceritakan kepada semua orang. Tanpa sadar hal itu hanya akan membuka aibnya sendiri. Kata orang, muncung teko hanya akan mengeluarkan isi teko. Isinya kopi keluar kopi, isi susunya keluarlah susu.
Kita memang harus banyak belajar dari pengalaman masa lalu agar kita tidak jatuh pada lubang yang sama dua kali. Tapi, pengalaman itu bukan untuk diceritakan dan diumbar kepada siapa saja. Karena, hal ini akan berdampak buruk, baik bagi kita sendiri maupun bagi orang yang mendengarkannya.
Dampak buruk yang penulis maksud itu bisa terlihat seperti daftar yang sudah penulis di bawah ini. Disimak baik-baik ya Sahabat!
1. Bercerita berarti menggosip
Ketika kita mencerita kenangan itu pasti kita juga membawa nama si mantan. Jika tidak dengan alasan yang jelas maka itu sudah jatuh menjadi gosip. Sedangkan gosip itu semuanya dosa. Baik bagi orang yang menceritakan maupun bagi orang yang mendengar. Cerita yang benarnya saja dosa, apa lagi bohong.
2. Membuat kita jadi susah move on
Menceritakan berarti masih mengingat. Kalau semua ingatan itu masih membuat kita menangis atau tersenyum-senyum sendiri bagaimana mungkin kita bisa cepat move on. Delete semua sekarang!
3. Biasanya kita cenderung menceritakan keburukan si mantan
Ini lebih parah daripada yang di atas. Jelas dosa. Memakan daging saudara sendiri.
4. Biasanya kita juga cenderung menceritakan semua kebaikan yang telah kita lakukan
Selain tidak baik hal ini juga sangat membosankan bagi orang lain. Kalau pun memang benar ada kebaikan kita kepada si mantan biarlah itu menjadi catatan amal bagi kita. Itulah keuntungan yang masih bisa kita harapkan setelah putus. Namun, jika kita menceritakan semua itu kepada orang lain maka hilang sudah semua pahala yang seharusnya bisa kita terima. Lalu apa lagi yang bisa kita harapkan dari amalan masa lalu kita?
5. Tanpa sadar kita sedang mengajarkan trik buruk kepada orang lain
Sahabat... diam-diam orang yang mendengarkan cerita kita mendapat panduan untuk mereka terapkan dalam hubungannya. Bayangkan jika kita menceritakan trik-trik yang buruk, maka kita menjadi orang yang rugi karena ikut menanggung dosa dari apa yang dia lakukan. Nauzubillah minzalik! Padahal dosa kita sendiri pun belum tentu bisa kita pikul.
6. Berbangga-bangga dengan masa lalu menunjukkan bahwa kita belum insaf
Orang yang suka berbangga-bangga mana mungkin bisa insaf. Padahal, kenangan bersama mantan itu pasti kebanyakannya adalah dosa.
7. Orang lebih percaya dengan keadaan kita yang sekarang daripada kita yang ada dalam kisah yang kita ceritakan
Tahukah Sahabat bahwa pendengar itu adalah juga penilai yang hebat. Mereka tak akan semerta-merta menerima semua yang kita ceritakan. Berkoar-koar kita menceritakan tentang kehebatan kita di masa lalu, namun jika keadaan kita saat ini tidak mendukung cerita itu, mana mungkin pendengar percaya. Yang ada kita malah terlihat seperti orang yang sedang membual omong kosong.
8. Memperkecil kemungkinan bisa menjalin hubungan dengan orang baru
Kalau Sahabat kebetulan sedang melakukan pendekatan dengan orang baru untuk dijadikan kekasih maka hoby Sahabat menceritakan kenangan bersama mantan ini menjadi penghalang yang sangat besar untuk mendapatkan tempat dihatinya.
9. Terlalu sering menceritakan tentang mantan membuat pasangan kita yang sekarang menjadi ilfil
Pada awalnya si dia mungkin masih bersimpati mendengar cerita jalinan asmara kita dengan si mantan, karena bagaimanapun, dia harus menerima kita seutuhnya, termasuk masa lalu kita. Namun, jika terlalu sering mendengarkan cerita itu dia akan merasa ilfil dan muak. Percayalah!
10. Membuat kita terlihat menyedihkan
Terlalu sering menceritakan tentang pengalaman masa lalu membuat kita seolah-olah masih hidup pada masa lalu. Dan itu terlihat sangat menyedihkan. Bangun oiii! Sinsingkan lengan bajumu! Ayo maju!!
Ada beberapa orang diantara kita yang ingin sekali mengubur semua kenangan masa lalu. Baik yang manis apalagi yang pahit. Karena, mengingat masa lalu tak banyak memberikan pengaruh pada saat ini. Orang seperti ini berprinsip let’s gone be by gone; yang lalu biarlah berlalu.
Namun, ada pula sebagian orang yang sangat hoby menceritakan kenangan masa lalu. Bahkan tanpa diminta sekalipun. Mulutnya seperti ember yang selalu terbuka kemana-mana. Setiap detail masa lalu diceritakan kepada semua orang. Tanpa sadar hal itu hanya akan membuka aibnya sendiri. Kata orang, muncung teko hanya akan mengeluarkan isi teko. Isinya kopi keluar kopi, isi susunya keluarlah susu.
Kita memang harus banyak belajar dari pengalaman masa lalu agar kita tidak jatuh pada lubang yang sama dua kali. Tapi, pengalaman itu bukan untuk diceritakan dan diumbar kepada siapa saja. Karena, hal ini akan berdampak buruk, baik bagi kita sendiri maupun bagi orang yang mendengarkannya.
Dampak buruk yang penulis maksud itu bisa terlihat seperti daftar yang sudah penulis di bawah ini. Disimak baik-baik ya Sahabat!
1. Bercerita berarti menggosip
Ketika kita mencerita kenangan itu pasti kita juga membawa nama si mantan. Jika tidak dengan alasan yang jelas maka itu sudah jatuh menjadi gosip. Sedangkan gosip itu semuanya dosa. Baik bagi orang yang menceritakan maupun bagi orang yang mendengar. Cerita yang benarnya saja dosa, apa lagi bohong.
2. Membuat kita jadi susah move on
Menceritakan berarti masih mengingat. Kalau semua ingatan itu masih membuat kita menangis atau tersenyum-senyum sendiri bagaimana mungkin kita bisa cepat move on. Delete semua sekarang!
3. Biasanya kita cenderung menceritakan keburukan si mantan
Ini lebih parah daripada yang di atas. Jelas dosa. Memakan daging saudara sendiri.
4. Biasanya kita juga cenderung menceritakan semua kebaikan yang telah kita lakukan
Selain tidak baik hal ini juga sangat membosankan bagi orang lain. Kalau pun memang benar ada kebaikan kita kepada si mantan biarlah itu menjadi catatan amal bagi kita. Itulah keuntungan yang masih bisa kita harapkan setelah putus. Namun, jika kita menceritakan semua itu kepada orang lain maka hilang sudah semua pahala yang seharusnya bisa kita terima. Lalu apa lagi yang bisa kita harapkan dari amalan masa lalu kita?
5. Tanpa sadar kita sedang mengajarkan trik buruk kepada orang lain
Sahabat... diam-diam orang yang mendengarkan cerita kita mendapat panduan untuk mereka terapkan dalam hubungannya. Bayangkan jika kita menceritakan trik-trik yang buruk, maka kita menjadi orang yang rugi karena ikut menanggung dosa dari apa yang dia lakukan. Nauzubillah minzalik! Padahal dosa kita sendiri pun belum tentu bisa kita pikul.
6. Berbangga-bangga dengan masa lalu menunjukkan bahwa kita belum insaf
Orang yang suka berbangga-bangga mana mungkin bisa insaf. Padahal, kenangan bersama mantan itu pasti kebanyakannya adalah dosa.
7. Orang lebih percaya dengan keadaan kita yang sekarang daripada kita yang ada dalam kisah yang kita ceritakan
Tahukah Sahabat bahwa pendengar itu adalah juga penilai yang hebat. Mereka tak akan semerta-merta menerima semua yang kita ceritakan. Berkoar-koar kita menceritakan tentang kehebatan kita di masa lalu, namun jika keadaan kita saat ini tidak mendukung cerita itu, mana mungkin pendengar percaya. Yang ada kita malah terlihat seperti orang yang sedang membual omong kosong.
8. Memperkecil kemungkinan bisa menjalin hubungan dengan orang baru
Kalau Sahabat kebetulan sedang melakukan pendekatan dengan orang baru untuk dijadikan kekasih maka hoby Sahabat menceritakan kenangan bersama mantan ini menjadi penghalang yang sangat besar untuk mendapatkan tempat dihatinya.
9. Terlalu sering menceritakan tentang mantan membuat pasangan kita yang sekarang menjadi ilfil
Pada awalnya si dia mungkin masih bersimpati mendengar cerita jalinan asmara kita dengan si mantan, karena bagaimanapun, dia harus menerima kita seutuhnya, termasuk masa lalu kita. Namun, jika terlalu sering mendengarkan cerita itu dia akan merasa ilfil dan muak. Percayalah!
10. Membuat kita terlihat menyedihkan
Terlalu sering menceritakan tentang pengalaman masa lalu membuat kita seolah-olah masih hidup pada masa lalu. Dan itu terlihat sangat menyedihkan. Bangun oiii! Sinsingkan lengan bajumu! Ayo maju!!
Jadi, masih suka bercerita tentang mantan? AWAS diajak "reunian" lho....
Sumber : log.viva.co.id