loading...

Makan Taoge dan Mentimun Berbahaya Bagi Ibu Hamil?


Assalamualaikum wr.wb.
Saya mau bertanya klo orang hamil apakah boleh memakan toge mentah dan timun?
Tanpa dimasak apakah boleh?

Dari Ibu Tuti

Jawaban:

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh.

Terima kasih atas pertanyaan yang Ibu berikan kepada kami.

Masa kehamilan merupakan periode yang perlu mendapat perhatian ekstra, sebab segala yang terjadi pada tubuh ibu sangat mempengaruhi tumbuh kembang janin dan kesehatannya. Oleh karena itu, konsumsi makanan dan minuman begitu juga aktivitas seperti olahraga dan pekerjaan sehari-hari harus dibatasi dalam jenis dan jumlah yang aman bagi ibu dan janin. Khusus untuk toge mentah, terdapat rekomendasi FDA (Food and Drug Association), semacam BPOM di Amerika Serikat, yang melarang ibu hamil untuk mengkonsumsi toge mentah, juga berbagai macam kecambah mentah dari tumbuhan lainnya. Hal ini dikarenakan kecambah mentah dapat membawa bakteri yang sangat sulit untuk dihilangkan, sehingga dikhawatirkan dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin. Adapun jika dimasak hingga matang, maka konsumsi kecambah boleh saja.

Sedangkan timun, karena terlindung oleh kulit buah, maka dalam keadaan mentah cukup aman untuk dikonsumsi. Meski demikian, perlu diperhatikan beberapa hal berikut:
Jika mengupas sendiri, pastikan tangan dalam keadaan bersih dan kulit timun dicuci bersih dengan air mengalir untuk menghilangkan sisa zat berbahaya pada kulitnya.
Sebaiknya timun mentah segera dikonsumsi setelah dipotong, untuk menghindari kontaminasi bakteri.
Jika makan diluar, hendaknya diperhatikan kesegaran dan kebersihan timun. Jika ragu, maka tinggalkan saja atau konsumsi dalam jumlah sedikit.
Timun dalam kadar tertentu memiliki khasiat membantu menurunkan tekanan darah. Pada ibu hamil dengan kecenderungan memiliki tekanan darah rendah, sebaiknya hindari konsumsi timun dalam jumlah banyak.

Beberapa Jenis Makanan dan Minuman yang Juga Perlu Dihindari

Tidak hanya tauge mentah dan timun, ada juga jenis makanan dan minuman lain yang sebaiknya dihindari ibu hamil, diantaranya:
Susu, yogurt, dan keju dari susu yang tidak mengalami sterilisasi, karena dapat mengandung bakteri listeria.
Daging mentah, misalnya pada sushi, steak, yang tidak dimasak atau dimasak tidak matang.
Telur mentah atau makanan yang mengandung komponen telur mentah, misalnya pada jenis mayonnaise tertentu dan adonan kue yang belum matang.
Ikan yang rentan mengandung merkuri, seperti jenis king mackerel.
Kerang mentah.
Sayuran dan buah yang belum dicuci, atau memiliki bagian yang membusuk.
Minuman berkafein. Batas konsumsi kafein yang dianggap aman untuk ibu hamil adalah sekitar 200 mg per hari. Perlu diketahui bahwa kafein tidak saja terdapat pada kopi dan teh, tapi juga pada minuman bersoda, coklat, dan minuman berenergi.
Alkohol. Selain jelas keharamannya dalam Islam, alkohol walau dalam jumlah sedikit dapat membahayakan janin khususnya dari segi tumbuh kembang otak dan organ tubuhnya.
Makanan dengan penyedap, pemanis, pengawet, dan zar aditif lainnya.

Selain makanan yang sebaiknya dihindari karena berpotensi menularkan kuman diatas, jenis makanan lain yang perlu diwaspadai oleh ibu hamil karena efeknya pada tubuh adalah:
Makanan yang menyebabkan alergi. Ibu yang memiliki alergi terhadap jenis makanan tertentu seperti seafood atau telur hendaknya menjauhi alergen tersebut. Selain karena dapat menimbulkan alergi, konsumsi obat alergi saat hamil juga berpotensi mempengaruhi kesehatan janin.
Makanan yang terlalu masam atau pedas. Makanan ini berpeluang menyebabkan iritasi lambung, yang dapat memperberat mual dan muntah saat hamil.
Makanan yang mengandung toksin seperti tempe bongkrek atau gadung.
Makanan yang memicu pembentukan gas pada saluran cerna, seperti kol dan brokoli, untuk menghindari rasa tidak nyaman pada perut.
Jamu-jamuan dan herbal yang belum diketahui dampaknya bagi ibu dan janin. Termasuk pula berbagai macam suplemen herbal yang dijual bebas di pasaran.
Suplemen atau obat-obatan yang mengandung vitamin A dosis tinggi, karena dapat menimbulkan kecacatan pada bayi.

Semoga bermanfaat.

Dijawab oleh: dr. Hafidz (Pembina rubrik kesehatan Konsultasisyariah.com)