2 sekawan yang sudah menikah selama 10 tahun menghadiri acara reuni, masing-masing membawa istri mereka. Para istri bercakap-cakap mengenai keluarga dan suami, para suami pun ngobrol bersama sambil merokok.
A berkata kepada B: Istrimu cantik sekali!
B mengernyitkan mata memandang istrinya, dia tertawa dan berkata: Iya benar.
A berkata lagi: Kalian baru menikah belum lama ya?
B berkata: Tidak lama, baru 10 tahun.
A kaget berkata: Mana mungkin! Kalian kelihatannya seperti baru saja menikah! Saya dan istri saya juga sudah 10 tahun menikah. Lihat! Dia sudah berubah! Pakaiannya sembarangan, tidak cantik seperti dahulu. Sekarang semakin dilihat semakin tidak sreg! Rasanya tidak ingin kuajak keluar rumah! Tetapi istrimu kelihatannya tidak dapat mengerjakan pekerjaan rumah! Dalam hal ini istri saya lebih baik, dia memelihara kami dengan baik.
B tertawa dan berkata: Lagi-lagi kau salah, istri saya memang cantik. Ia kelihatannya tidak bisa apa-apa, tetapi dia dapat mengerjakan apa pun juga, kerjaannya bagus. Anak perempuan saya juga cantik seperti ibunya.
Raut wajah A mulai berubah, dia berpikir mereka sama-sama wanita, tetapi kenapa perbedaanya demikian mencolok?
B berkata: Saya mengingat dengan jelas makanan kesukaannya apa, juga apa yang ia senang lakukan. Bahkan apa yang ingin dia ingin katakan saya sering dapat menebaknya. Saya tidak pernah perhitungan terhadapnya, di jalanan jika tali sepatunya kendor, saya akan berlutut untuk membenarkan baginya, apabila dia capai, saya akan bantu memijatnya, setelah pulang kerja saya akan bawakan makanan kesukaannya, ketika bangun di pagi hari, saya akan mencium keningnya, saat musim hujan saya akan pergi menjemput dia dari pasar. Dia sifatnya hemat, tidak suka beli baju baru, tapi saya tahu ukuran bajunya, jadi saya akan beli dan bawa pulang ke rumah. Perlengkapan makeup-nya juga aku belikan. Nah, bagaimana denganmu? Terhadap istrimu apa yang dapat kau lakukan?
Wajah A mulai memerah, karena di rumah, kerjaannya hanyalah menyuruh-nyuruh istrinya melakukan segala sesuatu. Bahkan jika ada hal yang tidak enak, ia akan langsung memasang wajah masam. Kemarin baru saja mereka cekcok, hanya semata-mata karena istrinya membeli baju dingin di pasar.
B berkata: Istri sendiri jika tidak disayangi, tidak pernah bayar harga, istri jika kehilangan rasa kasih sayang dari suami, ia sama seperti bunga yang kekurangan air, atau seperti mutiara yang kehilangan sinarnya. Dia harus merawat rumah tangga, tidak ada waktu untuk dandan, tidak ada waktu untuk memperlakukan kamu seperti dahulu. Mengapa tidak engkau bantu dia? Lihat istrimu, baru saja dia lewat di depan saya, saya masih dapat mencium aroma minyak yang menempel di kepalanya; berbeda dengan istri saya, sebelum berangkat dia sebenarnya masih memasak sup untuk kami, tapi apakah kamu mencium bau minyak? Itu semua dikarenakan setelah ia masak, dia sempat pergi mandi, ganti pakaian, bahkan dia menggunakan sedikit minyak wangi. Dia sedang membuat saya bangga, tidak mau melihat saya malu di depan teman-teman saya.
Percakapan terhenti di sini, A langsung bangun dan melihat istrinya yang terlihat sangat capai, dia berkata: "Kamu lelah ya? Ayuk kita pulang."
Dalam sebuah pernikahan, kedua belah pihak hendaknya saling mengerti, saling memahami satu sama yang lain, bahkan berkorban, tidak bersungut-sungut, dengan begitu cekcok pun akan semakin berkurang. Hidup bahagia itu tidaklah sesulit yang dibayangkan.