Penuaan adalah proses alami yang pasti terjadi pada setiap orang. Proses penuaan tidak bisa dihentikan, tetapi bisa diperlambat. Itu mengapa ada orang yang disebut awet muda.
Cara alami untuk memperlambat proses penuaan adalah dengan memilih asupan makanan yang baik, seperti buah-buahan. Sejumlah buah-buahan umumnya kaya antioksidan untuk menangkal radikal bebas dan membentuk kolagen alami di kulit.
Konsumsi buah-buahan dapat menghidrasi kulit secara alami dan mencegah keriput atau kulit kendur dan muncul garis. Berikut enam buah yang dapat memperlambat proses penuaan, seperti dikutip dari Boldsky.
1. Kiwi
Buah kiwi kaya antioksidan, vitamin C, dan E. Kiwi memperlambat proses penuaan seperti munculnya kerutan dan garis-garis halus. Selain menangkal radikal bebas, kiwi dapat meninimalisir oksidasi fotosensitif dan paparan radiasi berbahaya.
2. Delima
Buah delima yang kaya vitamin dan mineral dapat menjadikan kulit lebih sehat. Makan buah ini dapat memberikan nutrisi ke sel, memproduksi elastin dan kolagen. Hal ini dapat mengencangkan kulit.
3. Semangka
Semangka, buah yang sangat segar ini juga memberikan nutrisi pada kulit dan mencegah perubahan warna pada kulit dan keriput. Biji semangka ternyata juga mengandung vitamin dan antioksidan yang bermanfaat bagi kulit.
4. Alpukat
Alpukat memberikan nutrisi yang lengkap untuk kulit. Vitamin E pada alpukat membuat kulit lebih sehat. Kandungan kalium dapat mempertahankan keseimbangan air sehingga menjaga kelembaban kulit. Sementara itu, kandungan glutathione dapat meningkatkan kekebalan dan memperlambat proses penuaan.
5. Pisang
Buah berwarna kuning ini kaya akan vitamin C dan B6 yang berguna untuk mengatur elastisitas kulit. Mangan dan antioksidan lainnya yang ada pada pisang juga membantu hidrasi dan mencegah kulit dari keriput serta garis-garis halus.
6. Anggur
Buah anggur yang mengandung vitamin C dan mangan dapat melindungi kulit dari radiasi ultraviolet. Anggur juga sebagai antioksidan untuk menangkal radikal bebas dan mencegah tanda-tanda penuaan.
Penulis : Dian Maharani
Editor : Bestari Kumala Dewi (sumber:health.kompas.com)