loading...

6 Sebab Lemak Perut Tak Kunjung Hilang



"Ketika bicara cara menghilangkan lemak perut, ada banyak misinformasi di luar sana," kata Holly Lofton, MD, asisten profesor kedokteran dan direktur program manajemen berat badan di NYU Langone Medical Center.

Banyak pelaku diet menerapkan pola makan tertentu, tetapi tidak melakukan satu latihan atau mengonsumsi makanan yang langsung menargetkan lemak perut Anda. "Ini tentang gaya hidup Anda," kata Lofton.

Beberapa kebiasaan juga bisa menghambat upaya Anda menumpas lemak di area tengah tubuh. Contohnya adalah enam hal di bawah ini.

1. Anda mengonsumsi banyak makanan beku, instan dan camilan dalam kemasan.
Makanan olahan dengan label rendah kalori, tetap bisa tinggi gula dan sodiumnya dan ini berbahaya untuk ukuran lingkar pinggang Anda.

"Makanan asin menyebabkan perut kembung," kata Lofton. "Dan tubuh Anda menyimpan kelebihan gula-bahkan jika itu adalah gula alami seperti madu, sebagai lemak."

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Hepatology, orang yang menambahkan makanan ringan tinggi lemak dan gula ke dalam makanan rutin harian mereka, memiliki lebih banyak lemak perut dibanding mereka yang makan makanan utuh (makanan utama), meski total kalori yang dikonsumsinya sama besar.

2. Anda melakukan sit-up seperti orang gila.
Target latihan yang hanya fokus ke satu bagian dari tubuh tidak akan membantu Anda menumpas seluruh lemak di daerah perut.

"Anda harus menurunkan berat badan secara keseluruhan untuk melihat hasilnya," kata Lofton. Dengan kata lain, sit-up akan membangun otot rapi lemak akan tetap tersembunyi di perut Anda.

Fokuslah pada gerakan seluruh tubuh yang juga memperkuat otot-otot perut Anda, seperti Lift-Off Lunge. Memiliki otot inti yang kuat adalah penting untuk mencegah cedera, kata Lofton.

Sementara itu, membangun kelompok otot besar, seperti kaki dan tangan, akan meningkatkan massa otot sehingga tubuh akan lebih efektif membakar kalori secara keseluruhan.

3. Lima jam tidur.
Anda sudah tahu bahwa kurang tidur dapat menyebabkan kenaikan berat badan, dan penelitian menunjukkan bahwa kelebihan lemak sering disimpan di perut Anda.

Menurut sebuah studi dari Universitas Wake Forest, orang yang tidur lima jam atau kurang tidak hanya rentan obesitas, tapi juga memiliki lebih banyak lemak di perut daripada mereka yang tidur enam sampai delapan jam.

Tidak cukup tidur dapat meningkatkan produksi hormon ghrelin yang mendorong Anda untuk makan berlebihan.

4. Hanya fokus pada latihan kekuatan.
Latihan kekuatan berguna untuk membangun otot. Otot yang terbangun dengan baik akan membakar lebih banyak kalori saat Anda beristirahat, dibanding lemak.

Tetapi, jika Anda ingin melangsingkan area tubuh bagian tengah, Anda perlu melakukan kardio intensitas moderat sampai tinggi, kata Lofton. "Latihan aerobik adalah kunci untuk membakar kalori yang disimpan sebagai lemak," katanya.

5. Anda terlalu gandrung pada lemak baik.
Memang benar bahwa lemak tak jenuh yang sehat yang ditemukan dalam kacang-kacangan, alpukat, dan minyak sayur dapat mengeyangkan dan mendorong penurunan berat badan. Tapi masalahnya adalah banyak orang cenderung berlebihan, kata Lofton.

Satu kantung kecil kacang almond mengandung 164 kalori, sehingga mengunyah sekantung besar sama artinya mengonsumsi kalori yang berlebihan.

Pastikan untuk mengukur porsi yang tepat untuk satu kali makan, contohnya satu ons kacang, seperlima alpukat, dan satu sendok makan minyak sayur.

6. Anda tetap minum soda diet.
Orang yang minum minuman diet dapat memperoleh hampir tiga kali lebih banyak lemak perut dibanding mereka yang tidak minum minuman jenis itu sama sekali, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Geriatrics Society.

Meskipun para ahli tidak tahu pasti mengapa, mereka percaya bahwa pemanis buatan di dalam soda diet dapat memperlambat metabolisme.

Ganti minuman bersoda dengan segelas air putih campur perasan jeruk nipis atau lemon. "Tubuh Anda menggunakan air untuk memecah sel-sel lemak, jadi penting bagi Anda untuk tetap terhidrasi," kata Lofton.


sumber : health.kompas.com