Tidak peduli seberapa telatennya kamu mengurus Si Kecil, sewaktu-waktu dia bisa saja mengalami ruam popok. Ya, itu umum terjadi dan kebanyakan bayi mengalaminya, kok. Selain tanda-tanda di atas, ruam popok juga mungkin dialami olehnya jika kamu melihat adanya bintik-bintik, jerawat, luka lecet pada area popok, atau kulitnya terasa panas ketika disentuh.
Tidak peduli seberapa telatennya kamu mengurus Si Kecil, sewaktu-waktu dia bisa saja mengalami ruam popok. Ya, itu umum terjadi dan kebanyakan bayi mengalaminya, kok. Selain tanda-tanda di atas, ruam popok juga mungkin dialami olehnya jika kamu melihat adanya bintik-bintik, jerawat, luka lecet pada area popok, atau kulitnya terasa panas ketika disentuh.
Kenali Dulu Penyebabnya
Ruam popok biasanya tidak menyerang bayi baru lahir. Kebanyakan bayi mengalaminya saat berusia 9 hingga 12 bulan.
Ada beberapa hal yang bisa memicu bayi kamu mengalami ruam pokok. Berikut penjelasannya:
Terlalu lama bersentuhan dengan popok kotor. Jika terlalu lama bersentuhan dengan tinja dan urine pada popok, kulit bayi bisa teriritasi. Si Kecil juga lebih mungkin terkena ruam popok jika dia sedang mengalami diare. Jadi, sering-seringlah mengganti popoknya, terutama jika sudah basah atau kotor akibat tinja. Ingat, jangan pernah membiarkan dia tidur dengan kondisi popok yang kotor.
Popok terlalu ketat. Popok yang terlalu ketat bisa bergesekan dengan kulit Si Kecil. Hal ini bisa memicu ruam atau lecet pada kulitnya yang masih lembut.
Mencoba makanan baru. Pada usia 4–6 bulan, bayi sudah mulai mendapat asupan makanan padat. Nah, asupan tersebut bisa memengaruhi tinjanya. Jika sebelum usia tersebut bayi mengalami ruam popok, padahal dia hanya mengonsumsi ASI atau susu formula, kemungkinan penyebabnya adalah makanan yang kamu konsumsi.
Infeksi. Area tubuh (bokong, paha, dan alat kelamin) yang kerap bersentuhan dengan popok memiliki kondisi yang lembap dan hangat. Hal ini memudahkan kulit bagian tersebut rentan mengalami infeksi bakteri atau jamur.
Iritasi produk. Penggunaan produk seperti sabun, bedak, tisu basah, atau minyak pada area popok juga mungkin bisa mengiritasi kulitnya.
Kulitnya sensitif. Jika bayi kamu menderita masalah kulit seperti eksim atau dermatitis atopik, dia lebih mungkin mengalami ruam popok.
Pengonsumsian antibiotik. Bakteri jahat dan baik dapat terkikis oleh antibiotik. Nah, ketika Si Kecil mengonsumsi obat ini, bakteri yang bisa mencegah pertumbuhan jamur mungkin menghilang dari tubuhnya. Hasilnya, Si Kecil bisa mengalami ruam popok akibat infeksi jamur. Jika kamu sedang menyusui dan mengonsumsi antibiotik, Si Kecil juga lebih berisiko mengalami ruam popok.
Ini Dia Cara Mengatasinya
Yang perlu kamu ingat di sini adalah, kamu harus selalu menjaga agar kulitnya selalu bersih dan kering. Nah, untuk membantu mengatasi ketidaknyaman yang dialami Si Kecil, kamu bisa melakukan hal-hal berikut ini:
Ingat, cuci bersih tanganmu sebelum mengganti popoknya.
Cara terbaik untuk menjaga agar area popok tetap bersih dan kering yaitu segera mengganti popoknya ketika sudah basah atau terkena tinja.
Lalu, bersihkan area tersebut dengan air bersih. Kamu bisa memakai sabun yang lembut untuk membantu membersihkan kulitnya sehabis buang air besar. Usap-usap dengan lembut. Ketika sulit mendapatkan air, kamu bisa memakai tisu basah. Pilih tisu basah yang bebas alkohol dan pewangi.
Pastikan area tersebut benar-benar bersih dan kering sebelum kamu mengoleskan krim atau salep. Kamu bisa mengoleskan krim atau salep (tanpa resep) yang mengandung zinc oxide.
Setelah krim atau salep tersebut kering, kamu bisa memakaikan popok kembali.
Jika ruam popok yang dialami Si Kecil termasuk parah dan belum juga membaik atau justru memburuk setelah 2- 3 hari melakukan penanganan di atas, kamu bisa melakukan perawatan ekstra untuknya, seperti:
Membawanya ke dokter. Kemungkinan dokter akan meresepkan krim steroid, krim antijamur (jika dia terinfeksi jamur), atau antibiotik (jika dia terinfeksi bakteri).
Kamu bisa membersihkan area popok dengan menyemprotkan air memakai botol penyemprot. Hindari menggosok kulitnya yang sedang lecet.
Biarkan Si Kecil terbebas dari popok. Hal ini bisa membuat area ruam popoknya kering sehingga mempercepat penyembuhan.
Gunakan popok dengan ukuran yang lebih besar dari biasanya.
Biasanya ruam popok memerlukan beberapa hari untuk sembuh. Jika ruam popok belum juga membaik meski sudah dioleskan obat dari dokter, kamu bisa membawanya ke dokter spesial kulit untuk penanganan lebih lanjut.
Tidak peduli seberapa telatennya kamu mengurus Si Kecil, sewaktu-waktu dia bisa saja mengalami ruam popok. Ya, itu umum terjadi dan kebanyakan bayi mengalaminya, kok. Selain tanda-tanda di atas, ruam popok juga mungkin dialami olehnya jika kamu melihat adanya bintik-bintik, jerawat, luka lecet pada area popok, atau kulitnya terasa panas ketika disentuh.
Kenali Dulu Penyebabnya
Ruam popok biasanya tidak menyerang bayi baru lahir. Kebanyakan bayi mengalaminya saat berusia 9 hingga 12 bulan.
Ada beberapa hal yang bisa memicu bayi kamu mengalami ruam pokok. Berikut penjelasannya:
Terlalu lama bersentuhan dengan popok kotor. Jika terlalu lama bersentuhan dengan tinja dan urine pada popok, kulit bayi bisa teriritasi. Si Kecil juga lebih mungkin terkena ruam popok jika dia sedang mengalami diare. Jadi, sering-seringlah mengganti popoknya, terutama jika sudah basah atau kotor akibat tinja. Ingat, jangan pernah membiarkan dia tidur dengan kondisi popok yang kotor.
Popok terlalu ketat. Popok yang terlalu ketat bisa bergesekan dengan kulit Si Kecil. Hal ini bisa memicu ruam atau lecet pada kulitnya yang masih lembut.
Mencoba makanan baru. Pada usia 4–6 bulan, bayi sudah mulai mendapat asupan makanan padat. Nah, asupan tersebut bisa memengaruhi tinjanya. Jika sebelum usia tersebut bayi mengalami ruam popok, padahal dia hanya mengonsumsi ASI atau susu formula, kemungkinan penyebabnya adalah makanan yang kamu konsumsi.
Infeksi. Area tubuh (bokong, paha, dan alat kelamin) yang kerap bersentuhan dengan popok memiliki kondisi yang lembap dan hangat. Hal ini memudahkan kulit bagian tersebut rentan mengalami infeksi bakteri atau jamur.
Iritasi produk. Penggunaan produk seperti sabun, bedak, tisu basah, atau minyak pada area popok juga mungkin bisa mengiritasi kulitnya.
Kulitnya sensitif. Jika bayi kamu menderita masalah kulit seperti eksim atau dermatitis atopik, dia lebih mungkin mengalami ruam popok.
Pengonsumsian antibiotik. Bakteri jahat dan baik dapat terkikis oleh antibiotik. Nah, ketika Si Kecil mengonsumsi obat ini, bakteri yang bisa mencegah pertumbuhan jamur mungkin menghilang dari tubuhnya. Hasilnya, Si Kecil bisa mengalami ruam popok akibat infeksi jamur. Jika kamu sedang menyusui dan mengonsumsi antibiotik, Si Kecil juga lebih berisiko mengalami ruam popok.
Ini Dia Cara Mengatasinya
Yang perlu kamu ingat di sini adalah, kamu harus selalu menjaga agar kulitnya selalu bersih dan kering. Nah, untuk membantu mengatasi ketidaknyaman yang dialami Si Kecil, kamu bisa melakukan hal-hal berikut ini:
Ingat, cuci bersih tanganmu sebelum mengganti popoknya.
Cara terbaik untuk menjaga agar area popok tetap bersih dan kering yaitu segera mengganti popoknya ketika sudah basah atau terkena tinja.
Lalu, bersihkan area tersebut dengan air bersih. Kamu bisa memakai sabun yang lembut untuk membantu membersihkan kulitnya sehabis buang air besar. Usap-usap dengan lembut. Ketika sulit mendapatkan air, kamu bisa memakai tisu basah. Pilih tisu basah yang bebas alkohol dan pewangi.
Pastikan area tersebut benar-benar bersih dan kering sebelum kamu mengoleskan krim atau salep. Kamu bisa mengoleskan krim atau salep (tanpa resep) yang mengandung zinc oxide.
Setelah krim atau salep tersebut kering, kamu bisa memakaikan popok kembali.
Jika ruam popok yang dialami Si Kecil termasuk parah dan belum juga membaik atau justru memburuk setelah 2- 3 hari melakukan penanganan di atas, kamu bisa melakukan perawatan ekstra untuknya, seperti:
Membawanya ke dokter. Kemungkinan dokter akan meresepkan krim steroid, krim antijamur (jika dia terinfeksi jamur), atau antibiotik (jika dia terinfeksi bakteri).
Kamu bisa membersihkan area popok dengan menyemprotkan air memakai botol penyemprot. Hindari menggosok kulitnya yang sedang lecet.
Biarkan Si Kecil terbebas dari popok. Hal ini bisa membuat area ruam popoknya kering sehingga mempercepat penyembuhan.
Gunakan popok dengan ukuran yang lebih besar dari biasanya.
Biasanya ruam popok memerlukan beberapa hari untuk sembuh. Jika ruam popok belum juga membaik meski sudah dioleskan obat dari dokter, kamu bisa membawanya ke dokter spesial kulit untuk penanganan lebih lanjut.