Seseorang yang sering pilek bisa jadi karena suhu di hidungnya. Sebuah penelitian menunjukkan, orang dengan hidung lebih dingin rentan terserang pilek.
Sistem kekebalan tubuh menjadi kurang efektif selama suhu rendah. Alhasil, virus yang biasanya menyebabkan pilek dengan mudah mereplikasi (melipatgandakan) diri. Virus juga menyebar lebih efektif di tempat dengan suhu tinggi.
Seperti dilansir YouthHealthMag, Jumat (9/1/2015), Rhinovirus merupakan patogen yang menyebabkan pilek. Para ahli telah mencatat di dalam saluran pernapasan strain virus mereplikasi lebih mudah dan sigap pada suhu dingin dibanding di paru-paru.
Para peneliti dari Universitas Yale di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences mengungkapkan, lapisan sel di saluran pernapasan menghasilkan antivirus pilek yang ampuh di paru-paru dibandingkan dengan suhu yang lebih dingin di rongga hidung.
Salah seorang penulis penelitian di Yale Immunobiology, Akiko Iwasaki, mengatakan pada penelitian sebelumnya lebih fokus pada bagaimana suhu tubuh memengaruhi virus. Namun, pada penelitian ini mereka menyelidiki bagaimana suhu di dalam tubuh bisa memengaruhi sistem kekebalan tubuh.
"Kami menemukan bahwa respons imun terhadap Rhinovirus terganggu pada suhu tubuh yang lebih rendah dibandingkan dengan suhu tubuh inti," kata Iwasaki mengenai penelitiannya.
Hasil penelitian menunjukkan, perubahan suhu memengaruhi respons kekebalan tubuh dibandingkan virus itu sendiri. Mereka menyimpulkan, temperatur yang lebih dingin memengaruhi replikasi virus penyebab pilek dengan berkurangnya respons imun antivirus di tubuh.
Penelitian itu memang menggunakan sel tikus. Namun, peneliti mengatakan bahwa ini bisa menjadi penelitian yang menggiring ke penelitian terbaru dengan menggunakan sel manusia. Karena itu, peneliti menyarankan orang untuk menutupi hidungnya saat suhu dingin untuk menghindari kedinginan.
"Secara umum, semakin rendah suhu, membuat respons imun bawaan untuk virus juga semakin rendah," ujar Iwasaki.
sumber : health.liputan6.com