Memandang Sesuatu yang Dilarang Allah. Allah berfirman,”Katakanlah kepada para laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka. Yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan, katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangan mereka”. (An-Nur [24] : 30-31).
Menjaga pandangan berarti menundukkan dan menutup kelopak mata hingga tidak dapat melihat. Namun demikian, menjaga pandangan juga bisa dilakukan hanya dengan memalingkan penglihatan dari perkara yang dilarang.
Tentang tafsir ayat diatas, Ibnu Baz mengatakan, “ Allah memerintahkan dalam dua ayat yang mulia ini kepada orang-orang yang beriman, baik laki-laki maupun perempuan, agar menjaga pandangan mereka memelihara kemaluan mereka. Ini tidak lain lantaran besarnya dosa perbuatan zina, dan adanya kerusakan besar diantara kaum muslim yang ditimbulkan oleh perzinaan. Selain itu, tidak menjaga pandangan merupakan sarana penyakit hati dan keterjerumusan dalam perbuatan keji, sementara menjaga pandangan merupakan sebab keselamatan dari itu semua.”
Wahai pembaca yang mulia, perhatikanlah bagaimana Allah menutup ayat dengan firman-Nya,”Sungguh, Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat.”Tujuannya agar setiap manusia menyadari bahwa Allah mengetahui apa pun yang dilakukan oleh manusia, dan bahwasanya tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya. Hal l ini mengandung peringatan bagi orang-orang yang beriman, baik laki-laki maupun perempuan, agar tidak melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah dan berpaling dari apa yang tidak di bolehkan dalam syariat-Nya. Ayat itu juga mengingatkan mereka bahwa Allah melihat mereka, mengetahui perbuatan dan keadaan mereka.
Allah berfirman, “Dia mengetahui (pandangan ) mata yang khianat dan apa yang tersembunyi dalam dada (hati) .” (Al-Mukmin[40] :19).
Jika mereka mengetahui itu, seharusnya mereka senantiasa berada dalam kehati-hatian dan kewaspadaan terhadap pandangan mata pada setiap gerak dan diamnya. Manusia semestinya merasa malu kepada Allah bila Dia melihat dirinya berada dalam kemaksiatan. Junaid pernah ditanya,”Apa yang dapat membantu upaya menjaga pandangan?”Ia menjawab,” Dengan menyadari bahwa pandangan Allah kepadamu lebih dulu disbanding pandanganmu terhadap apa yang kamu pandang.” Ibnu Jauzi mengatakan,”Hai saudaraku, sesungguhnya pandanganmu adalah kenikmatan dari-Nya. Karena itu, jangalah engkau bermaksiat kepada Allah dengan kenikmatan itu.”
Saudaraku, anda juga harus menyadari bahwa memandang apa yang dilarang oleh Allah merupakan zina mata. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi, bahwa beliau bersabda :
“telah ditetapkan pada anak adam bagiannya dari zina. Tidak mustahil, ia pasti mengalaminya. Zina mata adalah memandang, zina kedua telinga adalah mendengar, dan zina lidah adalah berbicara. Tangan berzina dan zinanya adalah memegang. Kaki berzina dan zinanya adalah melangkah. Hati berhasrat dan berangan-angan, dan kemaluanlah yang membenarkan atau mendustakan hal itu.”
Bagian zina hati adalah adalah angan-angan dan hasrat. Karena itu, wahai saudari yang beriman, waspadailah hal itu dan jangan memberikan kesempatan kepada hati hingga mendorongnyapada berbuat maksiat. Bekali diri Anda dengan kehati-hatian, karena kehidupan dan kondisi zaman kita ini membuat berbagai syahwat dan hasrat mengitari dan menanti-nanti di sekeliling kita. Orang yang beriman harus menutup semua pintu keburukan dan sarana yang membinasakan ini. Jangan biarkan hati tanpa kendali. Hati itu berbolak-balik seperti namanya (qalb), dan hawa nafsu itu membinasakan orang yang memperturutkannya.”Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas(dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan” (Yusuf [12] : 53).
Ketahuilah, bahwa Anda akan dimintai pertanggung jawaban tentang mata, apakah Anda mengarahkan pada hal-hal yang diridhai Allah, atau Anda mengarahkannya untuk memandang hal-hal yang dimurkai-Nya? Allah berfirman, “ Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani,, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (Al-Isra’ [17] : 36). Bahkan pada hari kiamat, mata akan bersaksi terhadap Anda. Allah berfirman,’’Sehingga apabila mereka sampai neraka, pendengaran, penglihatan, dan kulit mereka menjadi saksi terhadap apa yang telah mereka lakukan “ (Fushshi-lat [41] :20).
Dalam shahih Muslim, disebutkan bahwa Anas berkata,” Saat kami kbersama Nabi, beliau tertawa lantas bertanya,’Tahukah kalian mengapa aku tertawa?’Kujawab,’Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui .’ Maka beliau bersabda,’(Aku tertawa) lantaran perdebatan hamba dengan Rabbnya. Hamba berkata,’Wahai Rabbku, bukankah Engkau melindungiku dari kezhaliman?’ Rabb pemilik kemuliaan berfirman,’Benar.’ Hamba pun berkata,’Aku tidak memperkenankan terhadap diriku kecuali saksi dariku.’ Maka Rabb pemilik kemuliaan berfirman,’Cukup dirimu yang memberikan perhitungan terhdapmu dan para malaikat pencatat sebagai saksi.’ Nabi melanjutkan,’Lantas mulutnya dibungkam, dan dikatakan kepada anggota badannya,’ berbicaralah.’ Anggota badannya pun bicara tentang amal-amalanya. Kemudian diberi kesempatan untuk berbicara. Dia pun berkata kepada anggota badannya,’ Enyahlah dan celakalah kalian semua. Dulu, aku berdebat demi kalian’.”
Terakhir kami memikul kepada Anda, perkataan Abul A’la Al Maududi yang mengatakan,”Siapakah yang menyangkal bahwa perbuatan keji dan dosa yang terjadi di dunia hingga saat ini dan terus terjadi, pemicu pertama dan terbesarnya adalah fitnah pandangan?”
Ketahuilah, bahwa menjaga pandangan mengandung hikmah yang besar dan luhur, diantaranya:
Menjaga pendangan merupakan kepatuhan terhadap perintah Allah .
Menjaga pandangan memancarkan cahaya dihati dan kemerlangan yang terlihat pada mata dan wajah.
Menjaga pandangan menimbulkan kegembiraan, kesenangan, dan kelapangan dihati yang lebih besar dari pada kenikmatan dan kesenangan yang terjadi lantaran pandangan.
Menjaga pandangan membuat hati menjadi terbebas dari pedihnya penyesalan.
Menjaga pandangan berguna untuk menghindarkan hati dari mabuk syawat.
Menjaga pandangan menumbuhkan ketajaman firasat.
Menjaga pandangan membuka berbagai jalan ilmu dan pintu-pintunya serta mempermudah sebab-sebanya.
Menjaga pandangan membuat hati sibuk dengan apa yang memberikan kemaslahatan kepadanya dan menghindarkannya dari apa-apa yang merusaknya.
Menjaga pandangan menutup jalan masuk setan menuju hati.
Menjaga pandangan menghindarkan jangkauan pengaruh anak panah pandangan beracun yang mengantarkan pada kebinasaan hati.
sumber : .reportaseterkini.net