Sahabat Ummi, dunia kerja terkadang mengharuskan seseorang bergaul antara laki-laki dan perempuan. Begitu pula dengan suami yang sebagian dari mereka memiliki beberapa rekan kerja wanita di kantornya.
Disadari atau tidak setiap hari mereka harus bersinggungan untuk membahas pembagian job, meeting, dan lain sebagainya. Bahkan ketika suami di rumah pun tak jarang rekan kerja wanitanya masih mengirim pesan via bbm, whatsapp, line untuk membicarakan tentang pekerjaan yang belum tuntas dibahas di kantor. Kadang-kadang menyangkut obrolan yang tidak penting, bercanda, ngobrolin tentang ke-aktif-an pada masa kuliah, mengikuti organisasi keislaman dan lain sebagainya.
Sahabat Ummi, sudah sepatutnya ada batasan jarak antara suami dan teman wanitanya di kantor. Suami harus bisa memilah antara urusan pekerjaan dan urusan pribadi. Jika sedang membahas urusan pekerjaan dengan rekan kerja wanitanya usahakan konsisten untuk tidak keluar dari jalur.
Begitu pula ketika rekan wanitanya sudah membicarakan ke hal lain yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan, maka sudah selayaknya para suami untuk segera menghentikan obrolan. Sebab, sering juga wanita mengharap perhatian lebih dari lawan bicaranya yang berbeda jenis kelamin.
Di sisi lain wanita adalah sosok dengan tingkat ke-GR-an yang tinggi. Dibutuhkan kejelian ketika mengobrol dengan wanita karena sedikit salah kata maka persepsi wanita akan berbeda pula. Bisa jadi para suami tidak ada maksud apa-apa tetapi tanggapan wanita sudah salah paham.
Sahabat Ummi, ada pepatah jawa yang masih kental terdengar hingga saat ini "witing trisno jalaran soko kulino".Ketika suami tidak mengambil jarak dengan teman kerja wanitanya serta bebas bergaul begitu saja maka dikhawatirkan akan muncul benih-benih perasaan tertarik satu sama lain, merasa ada kecocokan, se-visi dan lain sebagainya.
Akibat dari pertemuan yang intens juga akan memberikan dampak yang tidak baik tentunya. Hal ini didukung dengan lebih banyaknya waktu suami di kantor (tempat kerja) dari pada di rumah.
Sebagian para suami ketika berada di rumah lebih banyak waktunya dipakai untuk istirahat atau tidur tanpa mau diganggu oleh siapa pun. Jadi kualitas ngobrol dengan istrinya pun sangat terbatas. Oleh sebab itu pula setiap suami harus membentengi diri, memperkuat iman, memupuk terus rasa setia pada istrinya agar apapun godaan yang datang menghampiri tidak akan mudah mempengaruhinya.
Sebagaimana tidak sedikit kita mendengar kasus retaknya rumah tangga yang disebabkan oleh orang ketiga, dimana orang ketiga tersebut adalah sekertaris atau asisten wanita di kantor kerja sang suami.
Boleh jadi si wanita tidak memiliki kencantikan seperti artis-artis masa kini atau tak secantik wajah istrinya. Akan tetapi karena efek bertemu dan rutin mengobrol setiap hari tanpa menperhatikan batasannya, walhasil di mata suami si wanita memiliki daya tarik tersendiri baik dari sisi intelegensi, idealisme serta rasa kepercayaan diri yang tinggi sehingga membuat suami terlena. Apalagi jika diperkuat dengan rekan wanitanya yang pintar mencari celah. Sehingga tiap ada kesempatan dia akan melancarkan trik-triknya.
Semoga para suami bisa menjaga diri serta memperhatikan batasan-batasan pergaulan dengan rekan kerja wanitanya, supaya tidak terjadi problematika yang dapat merusak rumah tangganya.
(Sumber:http://duniaaislami.blogspot.co.id/2016/03/pentingnya-suami-menjaga-jarak-dengan.html)