loading...

Hukum Tren `Alis Sinchan` Dalam Islam




Bro-Sis, pada tahu kartun Shinchan kan? Apa yang paling kalian inget? Paling-paling gaya bicaranya yang ogah-ogahan banget. Selain itu sih, parnonya juga ngga bisa dilupain. Ada satu lagi kelakuan tokoh kartun Shinchan yang paling eneg, jeng jeng jeng, alisnya. -_-

lihat ibu-ibu sosialita sama mbak-mbak hijaber pas di jalan, di mall, bahkan di mesjid di kota yang alisnya bergaya Shinchan. Biasanya kalo udah pake alis Shinchan, lupa ama jemuran di rumah, lupa kalo anak-anak kelaparan belum dimasakin, lupa kalo saldo ATM udah sekarat. Horor kan kalo kayak begitu.

Banyak netizen yang ngobrol sana ngobrol sini soal hukum alis Shinchan. Kenapa sih dipermasalahin hukumnya? Ya iya lah bro-sis, sebagai manusia yang bermoral, kita kudu musti tahu bagaimana pandangan hukum soal apapun yang kita hadapi atau ingin kita jalani. Coba tengokin bentar aja catatan aneh tentang Untuk Apa Kita Hidup.

Lebih dari itu, apalagi kita orang yang beriman. Dikit-dikit halal ngga? Dikit-Dikit jangan-jangan haram? Selalu bertanya-tanya, tanpa berlebihan. Seperti yang diungkapin sama Ustadz Waznin Mahfudh yang udah ane tunjukin sebelumnya di 8 Buah Iman, dimana iman membuahkan semangat hijrah, hijrah dari keburukan yaitu apa-apa yang bernilai dosa, menuju kepada kebaikan yaitu segala macem yang bernilai pahala.

Sebelumnya ane juga udah unggah uraian Ustadz Doktor Zain An-Najah dimana manusia kudu seimbang antara urusan dunia dan urusan akhirat, di 4 Prinsip Keseimbangan Hidup. Artinya, dunia dijalani sebagai persiapan untuk kehidupan akhirat

So, apa dong hukumnya pake alis Shinchan?
Pernah lho bro-sis, ane lagi gayem-gayemnya makan sore di salah satu foodcourt di Surabaya, Jawa Timur, ditanyai sama dua ibu-ibu bigos (biang gosip) yang ternyata juga penjual di foodcourt tersebut. Lagi nyantap gado-gado, eh ibu-ibu bigos itu nanya, "Mas, mas, orang-orang sulam alis itu kayak gimana sih, mas. Apa dijahit gitu alisnya?" Whattt, situ nanya alis sama ane? Ente pikir ane banci kaleng. Ya ngga tahu lah ane.

Baru dini hari ini ane penasaran apa dan bagaimana sih sulam alis itu.

Ibnul Atsir mengatakan,
النمص: ترقيق الحواجب وتدقيقها طلبا لتحسينها
“An-Namsh adalah menipiskan bulu alis untuk tujuan kecantikan…”
Kalo ente nanya, siapa Ibnul Atsir, wah kebetulan ane belum brojol dari perut ibu ane. Yang pasti beliau bisa kita kenal lewat karya-karya beliau.
Ibnul 'Allan mengatakan dalam Syarh Riyadhus Shalihin,
وَالنَّامِصَةُ: الَّتي تَأخُذُ مِنْ شَعْرِ حَاجِبِ غَيْرِهَا، وتُرَقِّقُهُ لِيَصِيرَ حَسَناً. “وَالمُتَنَمِّصَةُ”: الَّتي تَأمُرُ مَنْ يَفْعَلُ بِهَا ذَلِكَ


“An-Namishah adalah wanita yang mencukur bulu alis wanita lain atau menipiskannya agar kelihatan lebih cantik. Sedangkan Al-Mutanamishah adalah wanita yang menyuruh orang lain untuk mencukur bulu alisnya.” (Dalil al-Falihin, 8/482).
Nanya lagi siapa Ibnul 'Allan? Sorry ya bro, ane belum sempet minta pin BBMnya beliau. Hehe, beliau hidupnya di zaman belum ada telepon bro-sis. 
Yang terpenting kita tahu, bahwa menipiskan alis dengan cara mencukur sebagiannya itu disebut an-namsh. Lha, kalo sulam alis itu apa mencukur alis dan menipiskannya? Kalo lihat tren alis Shinchan sih malah alis jadi tebel yak.

Terus apa masalahnya sama An-Namsh?
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan,
لَعَنَ اللَّهُ الوَاشِمَاتِ وَالمُوتَشِمَاتِ، وَالمُتَنَمِّصَاتِ وَالمُتَفَلِّجَاتِ، لِلْحُسْنِ المُغَيِّرَاتِ خَلْقَ اللَّهِ
“Allah melaknat tukang tato, orang yang ditato, al-mutanamishah, dan orang yang merenggangkan gigi, untuk kecantikan, yang mengubah ciptaan Allah.” (HR. Bukhari 4886, Muslim 2125, dan lainnya).
Al-Mutanamishah adalah para wanita yang minta dicukur bulu di wajahnya. Sedangkan wanita yang menjadi tukang cukurnya namanya an-Namishah. (Syarh Muslim An-Nawawi, 14/106).
An-Nawawi juga menegaskan, bahwa larangan dalam hadis ini tertuju untuk bulu alis,
وأن النهي إنما هو في الحواجب وما في أطراف الوجه

“Larangan tersebut adalah untuk alis dan ujung-ujung wajah..” (Sharh Shahih Muslim, 14/106).
Kalo udah begini gimana coba? Bisa dipikir sendiri. Monggo.
Rasa-rasanya, buat jadi pribadi memikat, ibu-ibu sama mbak-mbak ngga harus melakukan yang haram kok. Ya ngga? Bayangin deh, ibu-ibu dan mbak-mbak melanggar larangan Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan harapan biar makin disayang suami, ehhh, begitu ibu-ibu dan mbak-mbak udah berusia lanjut, apa yang terjadi? Tetep aja suami bakal lirik sana lirik sini sama mbak-mbak SPG, mbak-mbak kasir Alfa dan Indo, mbak-mbak Umbrella Girl, uhhh. Kesel kan? 

Dipikir-pikir, mending tampil sebagai ibu-ibu dan mbak-mbak yang berakhlak mulia. Kalo udah mulia mah, ngga ada ruginya, semua orang bakal kepincut. Jadi bidadari di dunia, jadi bidadari di akhirat. Top kan? 
BTW about akhlak mulia, nitip iklan yak, ini nih, buku ane, judulnya GOLDEN MANNERS. Tahu kan artinya? Google Translate bertindak... 


sumber : brillyelrasheed.blogspot.sg